Lambang Kabupaten Purworejo |
Kabupaten Purworejo (Bahasa Jawa: purwareja),
adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukota berada di kota Purworejo. Kabupaten
ini berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten
Magelang di utara, Kabupaten Kulon Progo (Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta di timur), Samudra Hindia di selatan,
serta Kabupaten Kebumen di sebelah barat.
Motto
Purworejo
Berirama (Bersih,Indah, Rapi, Aman dan Makmur)
Geografi
Bagian selatan wilayah Kabupaten Purworejo merupakan
dataran rendah. Bagian utara berupa pegunungan, bagian dari Pegunungan
Serayu. Di perbatasan dengan DIY, membujur Pegunungan Menoreh.
Purworejo berada di jalur utama lintas selatan Pulau
Jawa. Kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api, dengan stasiun terbesarnya
di Kutoarjo.
Pembagian administratif
Kabupaten Purworejo terdiri atas 16 kecamatan, yang dibagi
lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan berada
di KecamatanPurworejo.
Sejarah
Prasasti Kayu Ara Hiwang ditemukan di Desa Boro Wetan
(Kecamatan Banyuurip), jika dikonversikan dengan kalender Masehi adalah tanggal
5 Oktober 901. Ini menunjukkan telah adanya pemukiman sebelum tanggal
itu. Bujangga Manik, dalam petualangannya yang diduga dilakukan pada abad
ke-15 juga melewati daerah ini dalam perjalanan pulang
dari Bali ke Pakuan.
Pada masa Kesultanan Mataram hingga abad ke-19 wilayah ini
lebih dikenal sebagai Bagelen (dibaca /ba·gə·lɛn/). Saat ini Bagelen
malah hanya merupakan kecamatan di kabupaten ini.
Setelah Kadipaten Bagelen diserahkan penguasaannya kepada
Hindia-Belanda oleh pihak Kesultanan Yogyakarta (akibat Perang
Diponegoro), wilayah ini digabung ke dalam Karesidenan Kedu dan
menjadi kabupaten. Belanda membangun pemukiman baru yang diberi nama Purworejo
sebagai pusat pemerintahan (sampai sekarang) dengan tata kota rancangan
insinyur Belanda, meskipun tetap mengambil unsur-unsur tradisi Jawa. Kota baru
ini adalah kota tangsi militer, dan sejumlah tentara Belanda asal Pantai
Emas (sekarang Ghana), Afrika Barat, yang dikenal
sebagai Belanda Hitamdipusatkan pemukimannya di sini. Sejumlah bangunan
tua bergaya indisch masih terawat dan digunakan hingga kini, seperti
Masjid Jami' Purworejo (tahun 1834), rumah dinas bupati (tahun 1840), dan
bangunan yang sekarang dikenal sebagai Gereja GPIB (tahun 1879).
Alun- alun Purworejo, seluas 6 hektar,
konon adalah yang terluas di Pulau Jawa.
Perekonomian
Pertanian
Aktivitas ekonomi kabupaten ini bergantung pada
sektor pertanian, di antaranya padi, jagung, ubi kayu dan hasil palawija
lain. Sentra tanaman padi di Kecamatan Ngombol, Purwodadi dan Banyuurip. Jagung
terutama dihasilkan di Kecamatan Bruno. Ubi kayu sebagian besar dihasilkan di
Kecamatan Pituruh.
Di tingkat Provinsi Jawa Tengah, Purworejo menjadi salah
satu sentra penghasil rempah-rempah (Bahasa Jawa: empon-empon), yaitu: kapulaga, kemukus, temulawak, kencur, kunyit dan jahe yang
sekarang merupakan komoditas biofarmaka binaan Direktorat Jenderal
Hortikultura. Selain untuk bumbu penyedap masakan, juga untuk bahan baku jamu.
Empon-empon yang paling banyak dihasilkan Purworejo adalah kapulaga. Sentra
produksi di Kecamatan Kaligesing, Loano dan Bener. Konsumen tanaman empon-empon
adalah perajin jamu gendong, pengusaha industri jamu jawa dan rumah makan.
Sekitar 75 pabrik jamu di Jawa Tengah mengandalkan bahan
baku dari kabupaten ini. Demikian juga pengusaha jamu tradisional di Cilacap,
seperti : Jaya Guna, Serbuk Sari, Serbuk Manjur dan Cap Tawon Sapi.
Pembeli biasanya mendatangi sekitar lima toko penyedia bahan jamu di Pasar
Baledono.
Kecamatan Grabag dikenal sebagai sentra kelapa yang
produksinya selain dimanfaatkan sebagai kelapa sayur, juga diolah menjadi gula
merah dan minyak kelapa serta merupakan pusat penghasil mlinjo yang buahnya
dijadikan makanan kecil, yaitu : emping. Kecamatan Kaligesing, Bener,
Bruno dan Bagelen dikenal sebagai penghasil durian di Kecamatan
Pituruh anda akan menemukan sentra hortikultura/pusat hasil buah, yaitu :
buah pisang, karena di antara pasar yang ada di Purworejo, Pituruh menyumbang
40% pisang dari keseluruhan pisang di Purworejo.Komoditas pisang di pasar
Pituruh dihasilkan dari desa Ngandagan,Kalikotes,Klaigintung,Pamriyan dan
Petuguran.
Perkebunan
Kelapa merupakan tanaman perkebunan rakyat sebagai sumber
penghasilan kedua setelah padi bagi sebagian besar petani di Kabupaten
Purworejo. Komoditas unggulan perkebunan yang lain, yaitu : Kopi, Karet,
Kakao, Vanili (tanaman tahunan) dan Tebu serta Nilam (tanaman semusim).
Komoditi Tembakau rakyat sebagai usaha tani komersial, juga telah memberi
kontribusi kepada pendapatan negara (Devisa) dan pendapatan asli daerah (PAD),
sehingga pada 2008 dan 2009 Kabupaten Purworejo mendapat Dana Bagi Hasil Cukai
Tembakau (DBHCT). Upaya pemerintah pusat dalam pembangunan perkebunan di
daerah, telah merintis pengembangan tanaman jarak pagar yang diharapkan dapat
bermanfaat dalam mewujudkan desa mandiri energi sebagai solusi menanggulangi
kelangkaan bahan bakar.
Peternakan
Di bidang peternakan, ternak yang menjadi khas Purworejo
adalah kambing peranakan etawa (PE), yakni kambing dari India yang
memiliki postur tinggi besar. Peternakaan kambing PE terutama di Kecamatan
Kaligesing. Sisanya dari Kecamatan Purworejo, Bruno, dan Kemiri. Di Kecamatan
Kaligesing, kambing itu dikawinkan dengan kambing lokal, sehingga tercipta
kambing PE ras Kaligesing. Bagi sebagian besar peternak di Purworejo,
memiliki kambing ini merupakan kebanggaan tersendiri, ibarat memiliki mobil
mewah. Setiap tahun ribuah kambing dipasarkan ke luar Purworejo, termasuk
ke Jawa Timur (Ponorogo, Kediri, Trenggalek), Sumatera
(Bengkulu, Jambi), Riau dan Kalimantan(Banjarmasin), bahkan
pada 2005 - 2006 pernah ekspor ke Malaysia.
Industri
Pabrik gula Purworejo (tahun 1910)
Di bidang industri, Purworejo memiliki
satu industri tekstil di Kecamatan Banyuurip.
Selain tekstil, di kecamatan ini ada dua industri pengolahan kayu dengan 387
tenaga kerja. Satu industri yang sama dengan 235 tenaga kerja di Kecamatan
Bayan. Saat ini hasil industri yang mulai naik daun adalah pembuatan bola
sepak. Industri ini mulai dirintis tahun 2002 di Desa Kaliboto, Kecamatan Bener,
bola sepak bermerek Adiora itu sudah menembus pasar mancanegara.
Meski baru setahun berdiri, pembuatan bola sepak itu mewarnai kehidupan
masyarakat Kecamatan Bener. Di Tahun 2007 berdiri cabang dari rokok Sampoerna
di Kecamatan Bayan yang telah memberi kesempatan kerja relatif banyak dengan
SDM tidak hanya yang berasal dari Kabupaten Purworejo saja, karena banyak juga
tenaga kerja berasal dari luar kabupaten, yaitu : dari Kabupaten Wonosobo
dan Temanggung.
Pariwisata
Dalam bidang pariwisata, purworejo mengandalkan pantainya
di sebelah selatan yang bernama "Pantai Ketawang", "Pantai
Keburuhan (Pasir Puncu), "Pantai Jatimalang" didukung dengan
gua-gua : "Gua Selokarang" dan "Sendang Sono", di
Sendang Sono (artinya : Kolam dibawah pohon Sono) masyarakat mempercayai
bahwa mandi disendang tersebut akan dapat mempertahankan keremajaan. Goa
Seplawan, terdapat di kecamatan Kaligesing. Goa ini banyak diminati wisatawan
karena keindahan goa yang masih asli dan juga keindahan pemandangan alamnya
serta hasil buah durian dan kambing ettawa sebagai salah satu ciri khas hewan
ternak di Kabupaten Purworejo. Disamping itu, terdapat juga air terjun
"Curug Muncar" dengan ketinggian ± 40m yang terletak di kecamatan
Bruno dengan panorama alam yang masih alami. gua pencu di desa ngandagan,merupakan
bentuk benteng seperti guapada zaman belanda;dan pada masa itu gua
pencu pernah didatangi oleh presiden sukarno,tapi sekarang sudah tidak terawat
karena kurang pedulinya aparatur pemerintahan desa,dan jika anda ingin
menikmati suasana sejuknya alam anda d\tinggal melanjutkan perjalanan ke utara
karena disana anda dapat menemukan hutan pinus yang sangat sejuk dan dingin
engan panorama pegunungan dengan hamparan ladang petani yang permai,
Makanan Khas Daerah
Beberapa masakan dan makanan khas Purworejo antara lain:
§ Dawet Hitam : sejenis cendol yang berwarna hitam,
sangat digemari pemudik dari Jakarta. Untuk penjual dawet hitam yang asli
adalah di timur jembatan Butuh.
§
Tahu Kupat (beberapa wilayah menyebut "kupat
tahu"), sebuah masakan yang berbahan dasar tahu dengan bumbu pedas yang
terbuat dari gula jawa cair dan sayuran seperti kol dan kecambah.
§
Clorot : makanan terbuat dari tepung
beras dan gula merah yang dimasak dalam pilinan daun kelapa yang masih muda
(janur kuning). (Berasa dari kecamatan Grabag)
§
Rengginang : gorengan makanan yang terbuat
dari ketan yang dimasak, berbentuk bulat, gepeng.
§
Lanting : makanan ini bahan dan bentuknya
hampir sama dengan geblek, hanya saja ukurannya lebih kecil. Setelah digoreng
lanting terasa lebih keras daripada geblek. Namun tetap terasa gurih dan
renyah.
§
Kue Satu : Makanan ini terbuat dari tepung
ketan, berbentuk kotak kecil berwarna krem, dan rasanya manis.
§
Kue Lompong : Berwarna hitam, dari gandum berisi
kacang dan dibugkus dengan daun pisang yang telah mengering berwarna kecoklatan
(klaras).
§
Tiwul punel: Terbuat dari gaplek ubi kayu
§
Krimpying : Makanan ini berbahan dasar
singkong, seperti lanting tapi berukuran lebih besar dan lebih keras, berwarna
krem, bentuknya bulat tidak seperti lanting yang umumnya berbentuk seperti angka
delapan.Rasa makanan ini gurih.
Transportasi
Purworejo terletak di jalur Selatan Jawa yang
menghubungkan Kota Yogyakarta dengan kota-kota lain di pantai Selatan
Jawa. Purworejo dapat ditempuh melalui darat menggunakan moda transportasi
jalan raya dan kereta api. Stasiun besar di kabupaten ini terletak
di Kutoarjo yang disinggahi kereta api ekonomi jurusan Bandung
Kiaracondong - Stasiun Yogyakarta, Bandung
- Madiun danPurwokerto - Surabaya serta kereta bisnis
seperti Senja Utama Solo dan Senja Utama Yogya. Kereta eksekutif
yang singgah di stasiun ini adalah Taksaka II. Dari stasiun Kutoarjo
sendiri juga memberangkatkan kereta api sendiri yaitu Sawunggalih
Utama jurusan Purworejo - Jakarta Pasar
Senen serta Sawunggalih Selatan jurusan Purworejo - Bandung
Terminal bis utama di kabupaten ini terletak di antara Purworejo - Kutoarjo tepatnya di kecamatan Banyuurip. Sementara itu, Purworejo menghubungkan kota-kota Kebumen di sebelah barat, Wonosobo di sebelah utara, Magelang di sebelah timur laut, dan kota Wates (Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta) di sebelah timur. Di sebelah selatan kota Purworejo dikenal jalan raya yang diyakini sebagai bagian dari proyek pembangunan jalan raya Trans-Jawa, Anyer-Panarukan, saat pemerintahan Hindia Belanda berkuasa yang saat ini lebih dikenal dengan jalan Daendels.
Terminal bis utama di kabupaten ini terletak di antara Purworejo - Kutoarjo tepatnya di kecamatan Banyuurip. Sementara itu, Purworejo menghubungkan kota-kota Kebumen di sebelah barat, Wonosobo di sebelah utara, Magelang di sebelah timur laut, dan kota Wates (Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta) di sebelah timur. Di sebelah selatan kota Purworejo dikenal jalan raya yang diyakini sebagai bagian dari proyek pembangunan jalan raya Trans-Jawa, Anyer-Panarukan, saat pemerintahan Hindia Belanda berkuasa yang saat ini lebih dikenal dengan jalan Daendels.
Legenda
Tundan Obor: setiap musim penghujan, saat hujan rintik,
pada senja hari (surup), terdengar suara bergemuruh seperti kentongan ditabuh
di sepanjang kali Jali, dimana akan ditemukan beberapa barisan obor yang melayang
sepanjang sungai Jali, dari Gunung Sumbing hingga ke pantai, sampai
saat ini beberapa warga masyarakat masih meyakini hal ini (dan beberapa mengaku
masih menyaksikan). Sebagai bagian dari daerah pesisir Pantai Selatan, legenda
Nyi Roro Kidul juga beredar luas di kalangan penduduk.
Kesenian
Purworejo memiliki kesenian yang khas,
yaitu dolalak, tarian tradisional diiringi musik perkusi tradisional
seperti : Bedug, rebana, kendang. Satu kelompok penari terdiri dari 12
orang penari, dimana satu kelompok terdiri dari satu jenis gender saja
(seluruhnya pria, atau seluruhnya wanita). Kostum mereka terdiri dari :
Topi pet (seperti petugas stasiun kereta), rompi hitam, celana hitam, kacamata
hitam, dan berkaos kaki tanpa sepatu (karena menarinya di atas tikar). Biasanya
para penari dibacakan mantra hingga menari dalam kondisi trance (biasanya
diminta untuk makan padi, tebu, kelapa) kesenian ini sering disebut juga dengan
nama Dolalak
Dzikir Saman mengadopsi kesenian tradisional aceh
dan bernuansa islami, dengan penari yang terdiri dari 20 pria memakai busana
muslim dan bersarung, nama Dzikir Saman diambil dari kata samaniyah (arab,
artinya : sembilan), yang dimaksudkan sembilan adegan dzikir. diiringi
musik perkusi islami ditambah kibord dan gitar. pada jeda tiap adegan disisipi
musik-musik yang direquestoleh penonton)
Tari Dolalak
Tari dolalak merupakan tarian khas daerah Purworejo. Tari
ini merupakan percampuran antar budaya Jawa dan budaya barat. Pada masa
penjajahan Belanda, para serdadu Belanda sering menari-nari dengan menggunakan
seragam militernya dan diiringi dengan nyanyian yang berisi sindiran sehingga
merupakan pantun. Kata dolalak sebenarnya berasal dari notasi Do La La
yang merupakan bagian dari notasi do re mi fa so la si do yang kemudian
berkembang dalam logat Jawa menjadi Dolalak yang sampai sekarang ini tarian ini
menjadi Dolalak.
Tokoh dari Purworejo
§
Jan
Toorop, pelukis Belanda.
§
A.J.G.H.
Kostermans, pakar botani Indonesia.
§
Ahmad
Yani, pahlawan revolusi.
§
Sarwo
Edhie Wibowo, mertua presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
§
Bustanul
Arifin, mantan Kabulog Orde Baru
§
Oerip
Soemohardjo, pendiri TNI.
§
Johan
Hendrik Caspar Kern, ahli bahasa dan orientalis
§
Syekh
Imam Puro, Ulama Purworejo.
§
Wage
Rudolf Soepratman, pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya" (masih
diperdebatkan - lihat artikel).
§
Kyai
Sadrach, Tokoh Penginjil Jawa; Perintis Gereja Kristen Jawa (GKJ).
§
Danurwindo,
mantan pemain dan pelatih Timnas Indonesia, asli Kutoarjo.
§
Erman
Suparno,(mentri Tenaga Kerja Kabinet Indonesia Bersatu).
§
Slamet
Kirbiantoro, mantan Pangdam Jaya.
§
Supriyatno Koord.
Muda Ganesha 2006.
§
Endriartono
Sutarto,mantan Panglima ABRI 2006.
§
Kasman
Singodimedjo,tokoh pergerakan 1945.
§
Herman
Alex Veenstra, olahragawan polo air Belanda
§
Winoto
Danoe Asmoro, kepala rumah tangga presiden Soekarno
§
Mardiyanto,
mantan Mendagri KIB I
§
Soebrantas
Siswanto, mantan Gubernur Riau
§
Tafsir
Nuchamid, wakil Rektor-II Universitas Indonesia
§
Aris
Yunanto, Kepala Inkubator Bisnis Universitas Indonesia
§
Karel
Heijting, pemain sepak bola Belanda
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Purworejo#Geografi